KATAPENGANTAR. Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada tim penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul: "WAWASAN KEBANGSAAN SEBAGAI PEDOMAN DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT MULTIKULTURAL". Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat
Adanyadorongan seksual yang mempunyai arti kecenderungan biologis untuk mencari tanggapan seksual dan tanggapan yang berbau seksual dari orang lain, biasanya dari lawan jenis muncul pada awal remaja dan tetap bertahan kuat sepanjang hidup. Ada perbedaan pendapat tentang apakah dorongan seks dibawa dari lahir atau dipelajari.
Konkritnyaapakah telah ada apayang dinamakan? kalau yang dinamakan ilmu agama itu belumada, maka judul Religious Approach to Culture mengandungsuatu kesalahan yang sangat sub-stantif. Pada hemat saya,apakah yang disebut "ilmu agama; " sekarang ini belum sampaipada tingkatnya untuk disebut ilmu. Metode-metodenya belumjelas.
cMengajarkan adab memandang lawan jenis. d.Larangan menyebarkan rahasia suami-istri yaitu pendidik/ guru, pemuka agama, pemuka adat, pimpinan arganisasi profesi, organisasi social kemasyarakatan, pemuda/ wanita, para ahli dari berbagai bidang ilmu yang terkait. telah berusia lebih dari 3 bulan dan belum mendapat imunisasi BCG maka
Diantara adab bergaul dengan lawan jenis sebagaimana yang telah diajarkan oleh agama kita adalah: Pertama , menundukkan pandangan terhadap lawan jenis. Allah berfirman dalam Al-Qur'an surat An-nur ayat 31, yang artinya, " Katakanlah kepada laki-laki beriman: Hendahlah mereka menundukkan pandangannya dan memelihara kemaluannya ." (QS. an-Nur: 30).
resep bolu jadul 4 telur anti gagal. Jakarta - Menundukkan pandangan adalah langkah awal menjaga jiwa dan akal seorang muslim dari hawa nafsu. Seperti kata orang-orang, dari mata turun ke hati. Berbagai perasaan dapat muncul bermula dari pandangan. Bahkan jika dilakukan secara sengaja, hal itu ditengarai bisa menimbulkan zina mata. Karena itu, kita diminta mengontrol cara kita memandang, bukan semata-mata menundukkan pandangan mata. Sepintas, perintah ini mudah dilakukan. Namun, pada praktiknya, perintah menundukkan pandangan ternyata punya tantangan tersendiri. Bagaimana cara mengontrolnya? Menanggapi hal ini, Dr Nur Rofiah, Bil Uzm mengatakan, dalam Islam memang ada tuntunan atau akhlak yang mengatur bergaul dengan lawan jenis. Laki-laki ataupun perempuan yang beriman diminta mengontrol cara pandang ketika melihat lawan jenis. "Bagaimana cara mengontrolnya? Dengan cara, jangan melihat lawan jenis sebagai makhluk seksual, sebagai makhluk fisik dan biologis saja, tetapi mereka juga adalah makhluk intelektual dan makhluk spiritual sehingga punya akal budi," papar dosen Institut PTIQ Jakarta menyebut, jika kita melihat lawan jenis sebagai makhluk yang berakal budi, kita akan bergaul tidak seperti pejantan dan betina atau tidak seperti hewan yang tidak punya akal budi."Jadi sebetulnya yang penting adalah mengontrol cara kita memandang, bukan semata-mata menundukkan pandangan," mengapa harus mengontrol cara pandang, imbuh Nur, supaya bisa menjaga alat kelamin dan tidak terjerumus melakukan zina. Sebab, jika kita menundukkan mata tapi otak kita tetap berpikir bahwa lawan jenis itu adalah makhluk seksual, tetap saja berahi susah itu, jika cara pandang kita kepada lawan jenis adalah sebagai makhluk yang memiliki akal budi, cara berinteraksi kita adalah saling belajar dan saling mempertajam spiritualitas, sehingga pergaulan lawan jenis akan terhindar dari zina."Jadi yang penting adalah bagaimana mengontrol cara pandang kita kepada lawan jenis supaya kita bisa menjaga farji dengan baik," penjelasan lebih lengkapnya dalam sketsa berikut iniSaksikan program Tanya Jawab Islam, setiap hari pukul 1735 WIB selama Ramadan di juga video spesial Ramadan lainnya tentang mengaji berikut ini rns/rns
Daftar Isi 1. Bagaimana Keragaman Agama di Indonesia Bisa Terjadi? Letak Strategis Wilayah Indonesia Kondisi Negara Kepulauan Perbedaan Kondisi Alam Keadaan Transportasi dan Komunikasi Penerimaan Masyarakat atas Perubahan 2. Keberagaman Agama yang Ada di Indonesia Macam-Macam Agama di Indonesia Pengaruh Keberagaman Agama di Indonesia Cara Menjaga Keberagaman Agama di Indonesia Prinsip Bhinneka Tunggal Ika Prinsip Nasionalisme Indonesia Prinsip Kebebasan yang Bertanggung Jawab Prinsip Wawasan Nusantara Prinsip Persatuan Pembangunan untuk Mewujudkan Cita-cita Reformasi Berbeda-beda tetap satu jua sangat cocok dalam menggambarkan keberagaman di Indonesia, termasuk terkait agama juga dikenal sebagai bangsa majemuk yang memiliki beragam suku bangsa dan budaya yang tetap bertahan hingga saat ini. Tak heran ada banyak bahasa, kepercayaan, agama, ras, dan lain Bhinneka Tunggal Ika yang bermakna berbeda-beda tapi satu jua menjadi perekat keberagaman tersebut. Toleransi antar umat beragama maupun bangsa pun wajib dijaga agar tetap utuh dan harmonis. 1. Bagaimana Keragaman Agama di Indonesia Bisa Terjadi?Keberagaman di Indonesia merupakan hal unik yang tidak dimiliki oleh negara-negara lainnya. Keberagaman suku, bangsa, dan budaya masyarakat Indonesia pun dapat menjadi salah satu aset bangsa selama masih terjaga persatuan, kerukunan, persaudaraan, dan sikap saling H Sutirna, SPd, MPd, dalam bukunya 'Pendidikan Lingkungan Sosial, Budaya, dan Teknologi' menyebut ada sejulah faktor penyebab keberagaman suku bangsa dan budaya masyarakat Penyebab Keberagaman Suku Bangsa dan Budaya IndonesiaLetak Strategis Wilayah IndonesiaIndonesia terletak di antara Samudera Pasifik dan Samudera India, serta berada di antara Benua Asia dan Australia. Letak geografis inilah yang membuat Indonesia menjadi jalur perdagangan lintas perdagangan tidak hanya membawa komoditas dagang, tapi juga pengaruh kebudayaan luar pada budaya Indonesia. Kedatangan bangsa asing yang berbeda ras dan menetap di Indonesia juga menimbulkan keragaman ras, agama, dan Negara KepulauanKondisi Indonesia yang berbentuk negara kepulauan juga menjadi faktor keberagaman masyarakatnya. Adanya ribuan pulau terpisah menjadi penghambat hubungan antarmasyarakat dari pulau yang berbeda-beda. Di sisi lain, masyarakat tiap pulau mengembangkan budayanya masing-masing sesuai dengan tingkat kemajuan dan inilah yang menimbulkan keragaman suku bangsa, bahasa, budaya, peran laki-laki dan perempuan, kepercayaan, dan agama di Kondisi AlamKondisi alam yang berbeda seperti daerah pantai, pegunungan, daerah subur, padang rumput, pegunungan, dataran rendah, rawa, hingga laut mengakibatkan perbedaan perbedaan masyarakat. Kondisi kekayaan alam, tanaman yang dapat, hewan yang hidup di sekitarnya, juga menjadi penyebab keberagaman masyarakat saja masyarakat pantai memiliki bentuk rumah, mata pencaharian, makanan pokok, pakaian, kesenian hingga kebduayaan yang berbeda dengan masyarakat Transportasi dan KomunikasiKemajuan transportasi dan komunikasi juga mendukung pertukaran budaya dari beragam wilayah di Indonesia. Sementara itu, transportasi dan komunikasi yang terbatas juga turut mendukung adanya keberagaman masyarakat Indonesia Masyarakat atas PerubahanSikap masyarakat pada hal-hal baru, termasuk budaya baru dari luar, mempengaruhi keberagaman masyarakat Indonesia. Contoh, ada sebagian masyarakat yang mudah menerima orang atau budaya asing, seperti masyarakat perkotaan. Sementara itu, ada juga sebagian masyarakat yang tetap bertahan dengan budaya pertama Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa, merupakan salah satu tanda Indonesia merupakan negara religius. Kemudian kebebasan beragama di Indonesia juga diatur dalam Undang-undang 1945 yakni Pasal Agama di IndonesiaIslamKristenKatolikHinduBuddhaKonghucuSaat ini Islam menjadi agama mayoritas yang dianut masyarakat di Indonesia. Menurut data kependudukan per Juni 2021, dari total 272,23 juta jiwa sebanyak 236,53 jiwa 86,88% beragama situs Kemenag, umat Islam terbanyak di Indonesia ada di Jawa Barat dengan jumlah kemudian disusul Jawa Timur dengan jiwa, dan Jawa Tengah dengan merupakan agama kedua yang paling banyak dianut masyarakat Indonesia. Dari data kependudukan ada 20,4 juta jiwa 7,49% menganut agama data Kemenag, Sumatera Utara, menjadi daerah yang paling banyak dihuni umat Kristen dengan jumlah jiwa. Kemudian disusul Provinsi Papua dengan jiwa, dan Nusa Tenggara Timur dengan orang yang menganut terbanyak ketiga yang dianut masyarakat Indonesia yakni Katolik. Masih dari data yang sama, 8,42 juta jiwa 3,09% penduduk Indonesia beragama data Kemenag, umat Katolik terbesar di Indonesia berada di Nusa Tenggara timur dengan jumlah orang. Peringkat kedua di Kalimantan Barat dengan orang, disusul Papua dengan jumlah menjadi agama keempat yang paling banyak dianut di Indonesia, dengan jumlah 4,67 juta jiwa atau 1,71 persen dari total menjadi agama mayoritas yang dipeluk penduduk di Bali. Dari data Kemenag total ada orang yang menganut Hindu di Bali, kemudian disusul Kalimantan Tengah dengan penduduk, dan Lampung dengan Buddha menjadi agama kelima yang paling banyak dianut masyarakat Indonesia. Dengan jumlah sebanyak 2,04 juta jiwa atau 0,75 Jakarta menjadi provinsi yang paling banyak ditemukan umat Buddha. Dari data Kemenag ada penganut agama Buddha di Jakarta, lalu disusul Sumatera Utara dengan jiwa, dan Provinsi Kalimantan Barat dengan ada 73,02 ribu jiwa yang menganut agama Konghucu di Indonesia. Kemudian 102,51 ribu jiwa 0,04% aliran Konghucu paling banyak tinggal di Kepulauan Bangka Belitung. Dari data Kemenag ada umat Konghucu di Bangka Belitung, selanjutnya di Kalimantan Barat dengan jiwa, dan Jawa Barat dengan Keberagaman Agama di IndonesiaKeberagaman agama di Indonesia berdampak posif bagi kehidupan bermasyarakat. Meski kebhinnekaan Indonesia rentan konflik, dengan semangat persatuan dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika semua umat beragama bisa saling hidup rukun dan bertoleransi satu sama buku 'Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan' karangan Asep Sutisna Putra dan Sumartini, berikut manfaat keberagaman agama di RITerciptanya integritas nasionalMenjadi sarana untuk memajukan pergaulan antarsuku, agama, budaya, dan golonganMemperkaya khazanah budaya bangsaSementara itu, dampak negatif dari keberagaman agama di Indonesia yakniRentan terjadi konflik di masyarakatMunculnya sikap fanatisme berlebihan, yaitu paham yang berpegang teguh secara berlebihan terhadap keyakinan sendiri sehingga menganggap salah terhadap keyakinan yang lainMunculnya sikap primordialisme, yaitu pandangan yang berpegang teguh pada hal-hal yang dibawa sejak kecil baik mengenai tradisi, adat istiadat, kepercayaan, maupun segala sesuatu yang di lingkungan pertamanyaCara Menjaga Keberagaman Agama di IndonesiaIndonesia adalah negara yang kaya akan perbedaan dan keberagaman. Hal itu pula yang membuat Indonesia rentan terpecah belah akibat perbedaan yang dari Modul PPKN SMP Terbuka Keberagaman Suku, Ras Agama, dan Antargolongan dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika terbitan Direktorat SMP tahun 2020, dan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2018 karangan Asep Sutisna Putra dan Sumartini, berikut cara menjaga keberagaman agama di IndonesiaToleransi Antarumat BeragamaSifat toleransi harus ditanamkan sejak dini agar bisa bertumbuh menjadi manusia yang bisa menerima perbedaan yang perilaku toleransi yang bisa dilakukan yakni memberikan kesempatan kepada tetangga untuk beribadah, tolong-menolong antarwarga ketika melaksanakan hari raya, tidak membeda-bedakan tetangga, dan menghargai perbedaan budaya yang rasaTidak menganggap agama sendiri paling tinggi dan baikMenerima keragaman agama, suku bangsa, dan budaya sebagai kekayaan bangsa yang tak ternilai harganyaSelain itu, untuk mewujudkan persatuan dalam keberagaman, masyarakat Indonesia perlu berpegang pada prinsip-prinsip berikut iniPrinsip Bhinneka Tunggal IkaPrinsip ini mengharuskan kita mengakui bangsa Indonesia merupakan bangsa yang memiliki keanekaragaman suku, bahasa, agama dan adat Nasionalisme IndonesiaNasionalisme merupakan paham yang mencintai tanah air, adanya kesiapsiagaan warga negara untuk membela tanah airnya. Meski mencintai bangsa kita, bukan berarti mengagung-agungkan bangsa sendiri. Nasionalisme di sini tidak berarti kita merasa lebih dari bangsa Kebebasan yang Bertanggung JawabManusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, memiliki kebebasan dan tanggung jawab tertentu terhadap dirinya, sesamanya, dan dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa. Kebebasan yang dimaksud di sini adalah kebebasan yang bisa dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan Yang Maha esa, kepada sesama manusia, serta kepada bangsa dan Wawasan NusantaraWawasan Nusantara ini merupakan cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya yang merupakan satu kesatuan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Dengan wawasan Nusantara ini, manusia Indonesia merasa satu, senasib sepenanggungan, sebangsa dan setanah air, serta mempunyai satu tekad dalam mencapai cita-cita pembangunan Persatuan Pembangunan untuk Mewujudkan Cita-cita ReformasiDengan semangat persatuan Indonesia kita dapat mengisi kemerdekaan serta melanjutkan pembangunan menuju masyarakat yang adil dan makmur sebagai cita-cita bangsa di era reformasi itulah keberagaman agama di Indonesia mulai dari jenis, perbedaan, dan cara menjaganya. Jangan lupa untuk selalu terapkan toleransi antarumat beragama dan semangat persatuan ya. Simak Video "Dinkes Tasik Telusuri Pasien Diduga Meninggal Gegara Ditolak Puskesmas" [GambasVideo 20detik] ams/fds
M. Fazwan Wasahua Prolog Seringkali masyarakat kita senantiasa mempertentangkan antara Agama dan Adat atau Kebudayaan. Padahal tidak relevan jika keduanya di pertentangkan karena tidak dalam posisi sederajat atau sebanding. Pertentangan yang tidak sebanding itu kemudian melahirkan konflik horizontal yang sampai saat ini terjadi. Bahkan akhir-akhir ini semakin meruncing kearah dekadensi kesatuan dan persatuan bangsa dan negara kita. Misalnya pandangan klasik yang seringkali mengemuka dalam kehidupan kita mengenai relasi Agama dengan Adat secara umum dapat di bagi menjadi dua. Pertama, bahwa agama itu bertentangan dengan adat istiadat atau kebudayaan. Adat istiadat atau kebudayaan seringkali bertentangan dengan agama. Oleh karena itu agama harus yang di dahulukan, sehingga itu maka adat harus di matikan atau bahkan di hilangkan sama sekali. Pandangan kedua mengatakan bahwa adat itu merupakan warisan nenek moyang. Segala sesuatu yang sudah dilakukan secara turun temurun. Dan bagi masyarakat itu baik-baik dan lancar-lancar saja. Semua itu di terima oleh karena lagi-lagi itu adalah warisan nenek moyang yang secara kolektif dipahami akan mendatangkan kualat dan malapetaka apabila generasi berikutnya berusaha mengurangi apalagi menghilangkan ritual-ritual tradisi yang sudah ada sejak lama warisan para leluhur tersebut. Oleh karen itu maka agama yang datang belakangan harus tunduk dan menyesuaikan diri dengan adat istiadat suatu masyarakat. Sehingga, agama dalam posisi sebagai variable dependet sedangkan adat sebagai variable independent. Makna Agama dan Adat Agama, dalam makna sempit maupun yang paling luas sekalipun memiliki Fungsi dan Kedudukan yang sentral dalam suatu masyarakat. Sedangkan adat atau kebudayaan adalah refleksi praktis daripada Nilai-Nilai Agama yang terpahami oleh masyarakat itu sendiri. Pertama bahwa kita harus pahami dulu kedudukan agama dan adat secara sosio-religion dan sosio-kultural secara objektif. Kedua, barulah kita dapat mengetahui bahwa mana yg di dahulukan dan mana yg harus di kesampingkan. Pertama secara sosio-religion, agama, secara universal dipahami sebagai seperangkat aturan hidup yang di dalamnya terdapat pedoman-pedoman hidup bagi manusia agar manusia secara individu dan masyarakat tidak kacau hidupnya. Sebab agama sendiri dari kata A’ yg berarti tidak dan Gama’ yg berarti kacau. Artinya, agama adalah media agar manusia atau masyarakat tidak kacau. Dengan demikian, maka orang beragama adalah supaya tidak kacau alias teratur hidup dan kehidupannya. Dalam tahap ini, agama jangan hanya dipahami terbatas seperti kaum Agama Samawi, Budhist atau Hiduisme pahami. Agama maknanya lebih luas daripada itu. Sederhananya, agama adalah pemahaman manusia mengenai bagamaina dan seperti apa kehidupan yg baik, benar, adil dan bahkan hakiki. Sedangkan pelaksanaannya amaliah adalah kebiasaan yg jika dilakukan akan menjadi adat dan kebudayaan yang pada tahapnya yang paling tinggi akan mewujudkan suatu peradaban maayarakat tersebut. Dalam perkembangannya, agama, ada yg bersifat buatan manusia melalui hasil berfikir dan perenungan subjektif mengenai situasi dan kondisi objektif kehidupannya. Dari hasil kontemplasi itulah sebagian manusia berusaha mencari alternatif atau juga pegangan-pegangan hidup yang menurutnya dapat di jadikan sebagai pedoman hidup agar hidupnya teratur dan tidak kacau. Tetapi ada juga agama yg bukan hasil buatan manusia. Melainkan ia turun dari langit seperti apa terdapat dalam ajaran-ajaran agama samawi atau buddhis maupun hinduis dll. Terlepas dari keduanya, perbedaan dan persamaannya, kedua pemahaman itu sama-sama ingin mencari sesuatu yg bisa di jadikan pegangan sebagai dasar dalam berkehidupan agar tidak kacau. Kedua, secara sosio-kultural, adat atau kebudayaan adalah suatu yang berlandaskan tradisi, dan tradisi dari kebiasaan. Kebiasaan yg dilakukan terus menerus jadi tradisi, tradisi jadi adat, dan adat jadi kebudayaan. Pertanyaannya, apakah kebiasaan yg membentuk tradisi sehingga melahirkan adat itu dapat di nilai benar, baik atau zalim, dan buruk? Tidak juga, sebab, itu hanyalah merupakan siklus pembangunan kebudayaan. Ia akan buruk jika nilai yang mendasarinya bertentangan dengan nilai-nilai keadilan, kemanusiaan dan kemashalatan masyarakatnya. Artinya, kebiasaan, tradisi dan adat itu sifatnya praktis atau amaliah, sedangkan agama adalah ruhnya, jiwanya suatu masyarakat. Oleh karena itu, maka kita tidak bisa mempertentangkan adat dan agama, karena tidak appeal to appel. Sebab sebagaimana sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa agama, adalah pemahaman mengenai bagamaina dan seperti apa kehidupan yg baik, benar, adil dan bahkan hakiki bagi manusia. Sedangkan pelaksanaannya amaliah adalah kebiasaan yang jika dilakukan akan menjadi adat, yang pada tahapnya yang paling tinggi akan mewujudkan suatu peradaban. Misalnya, kita mengenal peradaban barat, peradaban barat itu adalah adat istiadat yang dilandasi oleh paradigma agama kristen. Tapi kita juga mengenal peradaban timur, yang peradaban timur itu adalah adat istiadat yg dilandasi okeg paradigma agama islam. Ini hanya contoh, dan masih banyak perbandingannya. Kesimpulan Adat yang buruk adalah adat yang membunuh nilai-nilai kemanusiaan, keadilan dan kemashalatan. Dan agama itu datang untuk menghidupkan nilai-nilai kemanusiaan fitrah manusia, menegakkan keadilan dan menjaga kemashalatan manusia agar saling meghormati dan saling berkhidmat. Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lain Artinya, Agama dan Adat sama-sama penting. Karena adat itu sendiri perilaku kita yg terus menerus, jadi tradisi, adat dan kebudayaan. Dan agamalah yg menjadi pedoman agar perilaku kita itu mausiawi, adil dll. Perilaku itu nanti jd kebiasaan, adat kebudayaan dan pada akhirnya jadi peradaban. Pada tahap ini, kita akan mengenal dua sifat peradaban. Pertama, yakni peradaban yang dilandasi dengan nilai-nilai agama, dan kedua adalah peradaban yang tidak dilandasi oleh nilai-nilai agama. Oleh karena itu, segala fatwa manusia yang tidak menyelamatkan nilai-nilai diatas, maka bisa saja dia tetap dipandang sebagai adat suatu masyarakat, dan memang demikian. Hanya saja adat itu buruk dan tidak patut untuk di ikuti.
Cinta merupakan sebuah fitrah yang memang telah melekat kedalam benak manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT. Cinta merupakan sebuah anugerah namun juga bisa menjadi musibah jika kita tidak benar-benar memahami hakikatnya sebagaimana juga hukum akad nikah di bulan ramadhan . Banyak manusia yang tersesat akibat cinta yang salah dan buta. Memang benar bahwa cinta yang terpendam dan tak terungkap terutama kepada lawan jenis merupakan perasaan yang Dalam sebuah hadis nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam menggambarkan bahwa seorang wanita itu ibarat piala-piala kaca, ini menunjukkan bahwa wanita adalah makhluk Allah Subhanahu wa Ta’ala yang sangat sensitif yang mana kala hatinya yang telah hancur berkeping-keping maka sangat sulit baginya untuk diperbaiki sebagaimana sulitnya memperbaiki dan membuat utuh kembali sebuah kaca yang telah pecah. Oleh karena itu, maka selayaknya kita bersikap hati-hati jangan menumbuhkan harapan-harapan padahal kita tidak ingin menindaklanjuti serius untuk menikah.Hadist tersebut menyiratkan bahwa, mengungkapkan rasa cinta kepada lawan jenis malah bisa dianggap sebagai bentuk memberikan harapan palsu. Apalagi jika tidak disertai dengan kesungguhan dengan mendatangi rumah wali untuk meminangnya. Lalu bagaimanakan islam memandang hal ini. Berikut akan di jelaskan secara singkat mengenai hukum menyatakan cinta kepada lawan jenis dalam islam. Simak Menyatakan Cinta Kepada Lawan Jenis Dalam IslamIslam sendiri memandang bahwa menyatakan cinta kepada lawan jenis terutama yang bukan mahram merupakan hal yang dilarang. Mengapa? Sebab dari hal tersebut dapat memunculkan berbagai tindakan yang kemungkinan besar mengarah pada perbuatan dosa yang tentunya bukan merupakan tujuan dari penciptaan manusia , hakikat penciptaan manusia ,proses penciptaan manusia serta konsep manusia dalam islam . Namun, terdapat dua hukum yang kemudian memandang bagaimana menyatakan cinta kepada lawan jenis dalam Pernyataan Cinta Karena AllahAda seorang sahabat yang berdiri disamping Rasulullah shallalahu alaihi wasallam, lalu seorang sahabat lain lewat dihadapan keduanya. Orang yang berada disamping Rasulullah itu tiba-tiba berkata “Ya Rasulullah, aku mencintai Dia.““Apakah engkau telah memberitahukan kepadanya?“, tanya Nabi.“belum” jawab orang shallalahu alaihi wasallam berkata, “Nah, kabarkanlah kepadanya!“.Kemudian orang itu segera berkata kepada sahabatnya. “Sesungguhnya aku mencintaimu karena Allah.“Dengan serta merta orang itu menjawab, Semoga Allah mencintaimu karena engkau mencintaiku karena-Nya“. HR. Abu dawud.Dari kisah diatas, menunjukkan bahwa peryataan rasa cinta diperbolehkan bahkan dianjurkan sendiri oleh Rasulullah SAW sebagaimana menikah di bulan ramadhan . Namun, dengan catatan bahwa pernyataan cinta teraebut berlandaskan kepada rasa cinta terhadap Allah SWT. Cinta yang berlandaskan kepada Cinta karena Allah sudah pasti jauh dari kata yang mendekati perbuatan dosa. Cinta karena Allah berarti merupakan cinta yang penuh keseriusan dalam rangka mengajak menjalin ikatan yang sah di mata shallallahu alaihi wasallam mengajarkan sikap saling mencintai kepada sesama. Bahkan Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda,“Apabila seorang muslim mencintai saudaranya karena Allah hendaklah dia memberitahukan kepadanya“ HR. Abu dawud dan Tarmidzi.Artinya bahwa jika seorang muskim mencintai muslim lainnya maka ia harus memberitahukannya. Namun, tentunya harus dilakukak dalam kotidor keislaman dan keimanan. Misalnya mendatangi kediaman walinya kemudian memintanya secara baik-baik. Sesuangguhnya hal yang demikian inilah yang menunjukkan bahwa rasa cinta dan pernyataan cinta tersebut didasari atas kecintaan terhadap Allah Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. bersabda“Sesungguhnya ada seseorang yang mengunjungi saudaranya di kota lain. Kemudian Allah memerintahkan malaikat untuk mengikutinya. Ketika malaikat sampai kepadanya, ia berkata, “Hendak ke mana engkau?” Orang itu berkata, “Aku akan mengunjungi saudaraku di kota ini.” Malaikat berkata, “Apakah ada hartamu yang dikelola olehnya?” Ia berkata, “Tidak ada, hanya saja aku mencintainya karena Allah.” Malaikat itu berkata, “Sesunggunya aku adalah utusan Allah kepadamu. Aku diperintahkan untuk mengatakan bahwa Allah sungguh telah mencintaimu sebagaimana engkau telah mencintai saudaramu itu karena Allah.” HR. MuslimDari Anas radhiyallahu anhu berkata bahwa nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda,“Tidaklah termasuk beriman seseorang diantara kamu sehingga mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” HR Bukhari, Muslim, Ahmad, dan Nasa’i.Berdasarkan hadist diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa rasa mencintai dan kemudian mengungkapkan rasa cinta apabila merupakan rasa cinta karena Allah maka hal tersebut dianjurkan untuk di nyatakan. Sebab kecintaan seorang muslim kepada muslim lainnya, amat di anjurkan sebagai bentuk ajaran keislaman. Namun, sekali lagi hal tersebut harus berada dalam koridor dan kadar yang tidak melebihi kecintaan kepada Allah. Tunjukkan bahwa benar pernyataan cinta anda didasari atas cinta karena Allah, maka seyogyanya hal tersebut tidak bertentangan dengan nilai Pernyataan Cinta dengan Tujuan LainDi era moderen seperti saat ini, fenomena menyatakan cinta bagi kalangan muda dianggap menjadi hal yang lumrah. Namun, islam tentunya memiliki pandangan lain akan hal ini. Sebab pastinya bagi mereka yang masih dianggap awam mengenai hakikat cinta akan menyalah artikan bahwa pernyataan cinta kepada lawan jenis sah-sah saja dilakukan. Padahal perkara ini dapat menjadi sumber sekaligus juga memicu perbuatan dosa lainnya. Perbuatan dosa yang dimaksud adalah godaan untuk kemudian berbuat zina dan bahkan mendekati shallallahu alaihi wasallam bersabda yang artinya“Tidaklah aku meninggalkan fitnah sepeninggalku yang lebih berbahaya terhadap kaum lelaki dari fitnah godaan wanita.” Muttafaqun alaih, dari Usamah bin Zaid radhiyallahu anhuma.Dalam hadist diatas menjelaskan bahwa hal yang paling berbahaya bagi kaum pria tidak lain adalah godaan dari kaum wanita. Dengan tegas pula Rasulullah menyatakan akan hal ini. Maka dari itu, salah satu hal yang bisa menjerumuskan kita kepada godaan ini tentunya diawali dengan pernyataan cinta yang pastinya dilakukan untuk tujuan lain. Tujuan yang dimaksud disini tidak lain adalah mengarah kepada perbuatan yang berhubungan dengan hasrat seksual seseorang kepada lawan Abi Hurairah radhiyallahu anhu dari Nabi shallallahu alaihi wasallam bahwa Beliau bersabda“Telah ditulis atas anak adam nashibnya bagiannya dari zina, maka dia pasti menemuinya, zina kedua matanya adalah memandang, zina kakinya adalah melangkah, zina hatinya adalah berharap dan berangan-angan, dan dibenarkan yang demikian oleh farjinya atau didustakan.” HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud dan Nasa’i.Dalam memenuhi hasrat tersebut, pastinya seseorang cenderung memgarahkan perbuatannya mengarah kepada upaya perzinahan. Tentunya pernyataan cinta dengan tujuan mengarah kepada hal demikiam hukumnya adalah diharamkan. Ini juga bisa menjadi salah satu cara untuk mendekati zina yang sudah jelas-jelas dilaknat oleh Allah SWT. Tentu saja hal ini sama sekali tidak sesuai dengan kaidah ajaran menyatakan cinta kepada lawan jenis dalam islam. Akan semakin mengarahkan diri kita kepada nilai keislaman dan keimanan diri. Terlebih lagi di zaman sekarang ini, pemahaman dan nilai islam jangan sampai luntur sebagaimana tips puasa ramadhan untuk ibu hamil , hukum minta maaf sebelum ramadhan, serta keutamaan malam nifsu sya’ban. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.
mengapa agama mengajarkan adat memandang lawan jenis